Selamat Datang di Kawasan Penyair Riak-Riak Barito Terima Kasih Kunjungan Anda

Sabtu, 28 Juni 2008

Rizhanuddin Rangga


Lahir di Barito Utara, 10 November 1957. Penyair ini juga penulis naskah drama, naskah sari tilawah, deklamator dan membaca puisi dan pernah juara tingkat Nasional. Ia juga penari dan penata tari, pernah tampil di festival Tari Japin se-Dunia di Johor Bahru, Malaysia. Kumpulan puisi bersama : Ampalas (1974), Penjuru Angin (1978), Riak Riak Barito (1979), Gardu (1979), Nyanyian Rindu Bagi Tanah Kelahiranku (1982), Kuala (1984), Menatap Cermin ( 1988), Tembang Sungai Lirik (1993), BaHALAP (1995), DAN Pelabuhan (1996). Naskah dramanya : Yang Terlupakan (1978), Garis-Garis Pelangi (1980),Garis Putih (1980), Raden Penganten (1981), Ada Fajar Di Bola Matanya ( 1982), Pelangi Di Rembang Petang ( 1984) dan Mencari Fajar (1987 ).



Monolog Awal Tahun 2005

Ketika awal tahun kembali tiba
kelopak tanggal pun
luruh di hari keempat
empat puluh lima tahun kini
perjalanan usiamu, banuaku !

Dalam geliat pembangunan
yang terasa lambat
tak banyak memang
yang bisa kubanggakan
darimu
Tapi,
tak kupungkiri jua :
aspal jalan mengepung kota
lampu-lampu beraneka rupa
ketika malam tiba
warung siring memberi warna
pada senja dan malam – malam kita
Tabat-tabat dibangun
sistem pengairan ditata
Sementara,
Jembatan Rumpiang
menunggu waktu
menautkan kita
Serta
siring Babahan yang akan
mempercantik kota
Maka,
diam-diam dalam diam
aku semakin bangga
menjadi warga !

Setiap awal tahun tiba
adalah igauanku sepanjang masa
poasar yang lebar dan bersiah
kota yang hidup dan semarak
kehidupan warga yang sejahtera !
Tapi milik kita semua :
air yang selalu mengalir
hutan galam yang membara
ketika kemarau tiba !

Banuaku !
Dalam perjalanan waktu
geliatmu memang terasa lambat
ketika kubandingkan
dengan dangsanak
di belahan bumi banjar yang lain
Kita di sini
masih saja setia menatapi :
ilung dan ampah yang hanyut
kayu dan batu bara
akhirnya melaut
Maka, jangan salahkan
kalau :
impian tentang Barito Raya
sekali datang menggoda !

Banuaku !
Meski awal tahun
selalu datang berulang
Jangan ratapi nasibmu kini
Pengauasa negeri yang silih berganti
selalu setia padamu mengabdi
Cuma,
perjalanan kita masih panjang
harapan kita masih jauh
Jangan tangisi ketirian nasib kitayang papa
karena kita terlahir tak punya apa-apa
Tasyakur adalah sikap terbaik
karena kesyukuran yang tulus
berbuah berkah melimpah

Oooii, anak negeri !
Dimanapun kau berada
jangan kirim kata-kata di angin senja
kirimi aku benang pelangi tujuh rupa
biar kusulap sabana,
jadi ladang – ladang berbunga
biar kusulap air,
Jadi berlian dan mutiara
biar kusulap hutan galam
jadi gedung bertingkat

Oooii!, anak negeri !
Ketika esok tiba
dengan benang pelangi tujuh rupa
kau akan lihat
igauanku jadi nyata !


****** awal Oktober 2004

Dfangsanak ( Bhs Banjar ) : Saudara
Tabat ( Bhs Banjar ) : tebat, bendungan untuk pengairan sawahy
Ilung ( Bhs Banjar/Bakumpai ) : enceng gondok
Ampah ( Bhs Bakumpai ) : Kekayuan yang hanyut ketika banjir dari hulu Sunga
Barito.

Tidak ada komentar: